Tubuhku sudah benar-benar dikuasai oleh nafsu, tak ingat lagi bahwa aku adalah seorang istri setia, ibu dari seorang anak lelaki yang lucu, perempuan alim yang selalu berpenampilan tertutup. Tapi kini aku sedang telanjang bulat, dengan seorang wanita lain yang juga telanjang bulat, yang tadi sudah membuatku 2 kali merasakan orgasme.
Kembali tubuhku mengejang saat permainan jarinya membawaku pada orgasme ketigaku hari itu. Tubuhku benar-benar lemas, tapi 303 JUDI dia belum berhenti. Dia kembali merangsangku dengan meremas kedua payudaraku bergantian, sambil tetap mencium bibirku, yang kubalas tak kalah ganasnya.
Kemudian kurasakan kedua tangannya membuka kakiku. Eh tunggu dulu, tangan mbak Wati kan sedang meremas payudaraku, dan yang satunya memegang kepalaku. Lalu tangan siapa yang memegang kakiku itu? Perasaanku mendadak tak enak. Aku ingin melepaskan ciumanku untuk melihat siapa yang ada di ruangan ini lagi, tapi mbak Wati menahannya. Bahkan kini kedua tangannya memegang kepalaku agar ciumannya tak terlepas.
Saat itu kurasakan bibir vaginaku seperti disentuh oleh sesuatu yang keras. Bukan, bukan hanya disentuh, tapi benda itu perlahan masuk membelah bibir vaginaku. Aku mencoba meronta sebisanya, tapi tertahan oleh mbak Wati, dan seorang lagi di bawah sana.
Benda itu terus masuk, hingga akhirnya badanku menegang saat benda itu menyentuh dinding rahimku. Oh tidak, ini, penis. Tapi penis siapa? Dan, kenapa besar dan panjang sekali. Vaginaku terasa sakit, meskipun sudah basah karena 3 kali orgasme tadi.
Aku terperanjat saat mbak Wati melepaskan ciumannya di bibirku, sehingga aku bisa melihat orang di bawah sana. Ternyata dia adalah petugas security yang tadi berjaga di pintu depan. Dan orang itu sudah melepas semua pakaiannya, dia sudah telanjang bulat, dan penisnya berada di dalam vaginaku.
“Le,, lepasiiin. Apa apaan ini??”
“Hehe udah bu guru, nikmatin aja kontolnya pak Wawan, enak banget kok.”
“Nggak, lepasin. Cabut pak, cabut. Vaginaku, sakiiiit.”
Tapi lelaki itu bukannya menuruti perkataanku, malah menggoyangkan penisnya maju mundur. Rasanya benar-benar sakit meskipun vaginaku sudah benar-benar basah. Air mataku langsung turun tak tertahankan. Aku sedang disetubuhi oleh pria yang sama sekali tidak ku kenal, yang baru saja kulihat beberapa saat yang lalu.
Aku mencoba meronta tapi kedua tanganku dipegang dengan erat oleh mbak Wati. Sementara lelaki yang katanya namanya pak Wawan itu tampak sedang menikmati sekali sempitnya lubang vaginaku. Dia meracau tak jelas, entah apa yang dikatakannya.
Aku teringat anak dan suamiku. Kalau 303 SLOT dipikir lagi, ini adalah pertama kalinya sejak menikah aku keluar sendirian tanpa pamit kepada suamiku, dan ternyata aku malah mengalami hal seperti ini. Huks, maafkan aku mas Andri.
Aku yang sedang terpejam merasakan ada sesuatu yang menempel di wajahku. Betapa terkejutnya aku ketika membuka mata, mbak Wati sedang mengangkangiku, vaginanya persis berada di depan wajahku.
“Jilati dong bu guru,” aku tersentak mendengar permintaannya.
Tak pernah seumur-umur aku menjilati vagina wanita lain. Bahkan dengan suamiku saja, aku jarang sekali melakukan oral, dan kini malah wanita ini dengan seenaknya menyuruhku menjilat vaginanya? Aku pun menggeleng. Tapi dia malah menggesek-gesekkan vaginanya di wajahku, membuatku terpejam jijik.
Melihat aku tak memenuhi permintaannya, dia mengentikan perbuatannya. Aku penasaran apa yang akan diperbuatnya lagi dan membuka mataku.
“Pak Wawan,” dia menengok ke belakang dan memanggil pak Wawan yang sedang menggenjotku, seperti sedang memberikan sebuah kode kepadanya.
“Aaaaaarrrggghhhh ampuuuunnn..” aku menjerit karena tiba-tiba penis pak Wawan yang besar itu menyodok vaginaku dengan brutal.
Bukan hanya itu, dia bahkan membetot kedua puting susuku dengan sangat keras. Sakit sekali rasanya.
“Keluarin lidah bu guru kalau nggak pengen lebih disakiti lagi.”
Aku yang takut mau tak mau menjulurkan lidahku, dan disambut dengan bibir vaginanya. Aku semakin menangis menyadari kondisiku sekarang. Vaginaku sedang diperkosa oleh pria yang sama sekali tak ku kenal, dan aku dipaksa untuk mengoral vagina wanita lain. Betapa menyedihkanya seorang istri yang alim dan setia dipaksa melakukan ini, tapi itulah yang terjadi.
Entah berapa lama aku diperlakukan seperti itu, hingga kurasakan sodokan penis pak Wawan kian kencang, dan goyangan pantat mbak Wati di wajahku juga semakin cepat. Aku tahu mereka akan orgasme. Masalahnya, aku juga merasakan yang sama.
Tak bisa kupungkiri, penis pak Wawan yang MAIN CASINO besar itu, yang tadinya membuatku kesakitan, justru sekarang terasa sangat nikmat, beda dengan penis mas Andri yang ukurannya lebih kecil dan pendek.
“Aaahh bu guruuu, aku keluaarrr, aku pejuiin memekmuuu aaaahhhh..”
Setelah dari tadi meracau tak jelas, akhirnya itulah yang kudengar dari mulut pak Wawan. Aku tak ingin lelaki itu orgasme di dalam vaginaku, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.
“Aaaahh keluaaaaarrrr…”
Crot crot crot..
Entah berapa kali semburan sperma panas pak Wawan memenuhi rahimku, membuat tubuhku juga ikut mengejang karena merasakan orgasme yang sangat dahsyat, lebih nikmat dari yang kurasakan selama ini. Benar-benar luar biasa. LANJUT PART 8 YAAA...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar